5 Ciri-ciri Besi Banci, Harus Teliti agar Tak Salah Pilih!
Pernah mendengar kabar bangunan ambruk padahal pembangunannya baru selesai? Atau proyek yang cepat retak, melendut, dan membahayakan orang di sekitarnya? Salah satu penyebabnya sering kali sangat biasa, mereka pakai besi banci.
Besi banci, merupakan istilah bagi besi tulangan dengan kualitas di bawah standar. Penyebutan besi banci ialah pada besi yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Persebarannya tetap tinggi karena di pasaran memang harganya lebih terjangkau. Tampak sama memang dengan besi berkualitas, tapi kalau maksa cut budget dan pakai besi banci ini, efeknya bisa fatal.
Ada beberapa ciri-ciri besi banci yang harus Anda tahu agar kejadian ini tidak menimpa.
Apa Saja Ciri-ciri Besi Banci?
Bangunan yang menggunakan besi banci, akan rentan retak, roboh, dan gagal menopang beban sesuai perhitungan struktur. Agar Anda tak terjebak ketika membeli, simak ciri-cirinya di sini:
1. Tidak Ada Emboss SNI
Besi yang benar-benar berkualitas selalu memiliki cetakan emboss SNI. Atau jika tidak, terdapat kode pabrik resmi seperti BJKU di permukaannya. Emboss ini, menjadi bukti legalitas produk yang sudah memenuhi standar pabrik. Jika besi yang akan Anda beli tidak memiliki kode apapun, maka Anda harus curiga karena itu bisa jadi besi banci.
2. Diameternya Lebih Kecil dari yang Tertulis
Ciri-ciri besi banci lainnya adalah di bagian besinya ada tertulis Ø10. Padahal, kenyataannya sekitar 7 – 9 mm saja. Ini juga valid karena sama dengan pernyataan seorang lulusan Teknik Sipil yang menulis di Quora.
Dalam dunia konstruksi, selisih beberapa milimeter saja akan mengurangi keakuratan penghitungan. Jika penghitungan tidak akurat, maka kekuatan struktur pun akan langsung turun.
Besi berdiameter kecil, punya penampang yang lebih kecil pula. Biasanya memiliki beban tarik yang lebih lemah. Saat Anda menggunakan besi dengan beban tarik lemah pada bangunan, maka bangunan tersebut akan gampang retak, melendut, dan bisa saja ambruk.
3. Berat Lebih Ringan dari Standar
Besi standar punya berat baku sesuai tabel SNI. Tapi besi banci biasanya jauh lebih ringan karena berdiameter kecil atau materialnya kualitas rendah. Berat lebih ringan di sini, artinya beban yang mampu ditahan jauh di bawah standar. Hal inilah yang kemudian membuat penghitungan struktur jadi tidak valid.
4. Tidak Punya Tanda Warna di Ujung Batang
Saat Anda mengamati secara detail, setiap besi SNI memiliki kode warna di ujung batang sebagai penanda ukurannya. Jika Anda menemukan besi tanpa adanya ukuran, polos, dan tanpa warna, maka itu bisa jadi besi banci.
5. Ketidaksesuaian Panjang Batang
Standar panjang besi tulangan adalah 12 meter. Nah, kalau Anda berjumpa dengan besi yang lebih pendek meski hanya beberapa sentimeter saja, itu bisa jadi indikasi besi banci.
Memilih kebutuhan bangunan memang harus hati-hati. Baik itu beton instan hingga besi, sebaiknya yang sudah berstandar SNI. Kalau tak ingin masalah ini terjadi, produk-produk dari SCG Indonesia bisa jadi pilihan.